Senin, 08 November 2010

MORFOLOGI KOTA MASA ROMAWI



A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERADABAN ROMAWI KUNO

Peradaban Romawi tumbuh di Semenanjung Italia, tepatnya di Kota Roma pada abad ke-9 SM. Masyarakatnya hidup dari sektor pertanian serta perdagangan dan pelayaran. Hubungan dagang dijalani dengan bangsa-bangsa di sekitar Laut Tengah, bahkan pada masa Kaisar Octavianus Agustus hubungan dagang meluas sampai ke negeri Cina melalui jalur perdagangan yang disebut “Silk Road” (jalan sutera). Secara garis besar, sejarah romawi dibagi menjadi tiga zaman, yaitu Zaman Kerajaan (750-510 SM), Zaman Republik (+ 510 SM-30 SM), dan Zaman Imperium atau Kekaisaran (30 SM-475 SM).


B. FUNGSI KOTA

Kota Roma dengan segala arsitektur ruang yang dibangun memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan masyarakatnya, yaitu :

1. Pusat Kegiatan Keagamaan

Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan masyarakat masih bersifat anisme sehingga memuja beberapa roh dan dewa. Oleh karena itu, di Kota Roma terdapat kuil-kuil tempat pemujaan para dewa yang tersebar di penjuru Roma dalam ukuran besar, salah satunya adalah Pantheon.

2. Tempat Hiburan Rakyat

Rakyat Romawi juga menyenangi kegiatan-kegiatan hiburan, misalnya olahraga dan pentas seni, oleh karena itu dibangun tempat-tempat hiburan rakyat, seperti Colloseum yang dipergunakan untuk arena tontonan adu binatang dengan manusia (gladiator), Thermae yang merupakan pemandian umum serba lengkap dan pusat kehidupan sosial bagi kaum bangsawan, Sirkus Maximus untuk lomba kereta perang, dan Amphitheatre yang merupakan bangunan double theatre, dengan bentuk ellips, fungsinya adalah untuk pacuan kuda dan balap lari.

3. Menjalankan Fungsi Pemerintahan

Kota Roma memiliki tiga zaman pemerintahan, yaitu Monarki, Republik, dan Kekaisaran. Beberapa peninggalan fisik pemerintahan tersebut adalah Bangunan Istana tempat seluruh komando kerakyatan dibentuk, Forum Romanum yang merupakan komplek gedung pemerintahan, Basilika untuk tempat pengadilan dan perdagangan, serta beberapa monument yang dibangun sebagai sarana untuk menunjukkan jasa seorang kaisar kepada Negara.

4. Eksplorasi Seni dan Budaya

Orang Romawi menyukai seni. Semua hasil karya seni dan budaya dibuat seba besar dan megah, karena orang Romawi memang senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran dan menarik perhatian. Mereka ahli dalam pembuatan patung, terutama patung setengah dada. Selain itu, bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya, misalnya dengan membuat lukisan di dinding, mangkuk, piring, dan mata uang.

5. Pertahanan dari Musuh

Bangsa Romawi selalu melakukan penjelajahan wilayah lain untuk memperluas kekuasaan. Selain itu, ada beberapa bangsa lain yang menginginkan Roma jatuh pada kekusaannya. Hal tersebut menjadikan Roma sebagai salah satu daerah pertahanan untuk melindungi penduduk dari serangan musuh. Peninggalan sejarah untuk pertahanan Roma adalah Limes, yaitu tembok pertahanan yang panjangnya puluhan kilometer, lebar 2,5 m dan tingginya 6 m.


C. KARAKTERISTIK RUANG KOTA

Secara umum, konsep arsitektur Romawi mencerminkan segi-segi praktis, yaitu kekokohan, keamanan, kenyamanan, dan fungsi. Bangsa Romawi mengambil kolom dan balok dari Yunani, dan busur lengkung dari Etruska. Kombinasi kolom, balok dan busur ini merupakan ciri pedoman bagi arsitektur Romawi selanjutnya. Dinding Romawi terdiri dari batu dan beton, yang merupakan karakter kubus. Pembuatan lengkung busur, ditunjang oleh rangka kayu sampai beton mengeras. Sedangkan beton merupakan bahan bangunan yang bisa diproduksi secara masal, uniform dan sederhana.

Bentuk rumah penduduk pada zaman romawi kuno mengalami perubahan sesuai zamannya, dan terbuat dari segala macam bahan bangunan yang tersedia dari alam. Terdapat saluran air yang memanfaatkan gravitasi bumi untuk mengalirkan air ke seluruh wilayah Romawi. Selain digunakan untuk mengalirkan air, saluran air gravitasi ini juga digunakan dalam berbagai kegiatan masyarakatnya, diantaranya untuk roda air, dan hidrolik penghancur bijih besi. Tipe jalan di Roma bervariasi yang menghubungkan Roma dengan berbagai provinsinya. Bahan yang digunakan adalah berupa puing batu yang disusun sedemikian rupa. Hal ini bertujuan untuk penyerapan air saat musim hujan, sehingga tidak terjadi genangan air.

Jembatan dibangun dengan bahan dasar batu dan berbentuk lengkung sebagai struktur dasarnya. Demikian juga dengan beton yang digunakan, sehingga jembatan dapat berdiri kokoh dan bertahan sampai dalam jangka waktu yang lama. Karakteristik has jembatan Romawi adalah lebar jalan lebih dari 5 meter, dan bentuknya sedikit miring dan melengkung.


D. RUNTUHNYA ROMAWI

1. Kekaisaran Yang Gagal

Pada regenerasi berikutnya setelah kematian para pemimpin yang cakap dan handal, tidak ditemukan lagi pemimpin yang mampu mengendalikan pemerintahan dengan baik. Pemerintah juga menelantarkan rakyat miskin dengan terlalu sering membangun bangunan mewah dan megah.

2. Serangan Bangsa Barbar

Bangsa Barbar selalu berusaha menguasai wilayah Romawi, terutama Romawi Barat. Mereka juga membawa masuk Agama Kristen. Masyarakat Romawi sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka.