Senin, 08 November 2010

MORFOLOGI KOTA MASA ROMAWI



A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERADABAN ROMAWI KUNO

Peradaban Romawi tumbuh di Semenanjung Italia, tepatnya di Kota Roma pada abad ke-9 SM. Masyarakatnya hidup dari sektor pertanian serta perdagangan dan pelayaran. Hubungan dagang dijalani dengan bangsa-bangsa di sekitar Laut Tengah, bahkan pada masa Kaisar Octavianus Agustus hubungan dagang meluas sampai ke negeri Cina melalui jalur perdagangan yang disebut “Silk Road” (jalan sutera). Secara garis besar, sejarah romawi dibagi menjadi tiga zaman, yaitu Zaman Kerajaan (750-510 SM), Zaman Republik (+ 510 SM-30 SM), dan Zaman Imperium atau Kekaisaran (30 SM-475 SM).


B. FUNGSI KOTA

Kota Roma dengan segala arsitektur ruang yang dibangun memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan masyarakatnya, yaitu :

1. Pusat Kegiatan Keagamaan

Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan masyarakat masih bersifat anisme sehingga memuja beberapa roh dan dewa. Oleh karena itu, di Kota Roma terdapat kuil-kuil tempat pemujaan para dewa yang tersebar di penjuru Roma dalam ukuran besar, salah satunya adalah Pantheon.

2. Tempat Hiburan Rakyat

Rakyat Romawi juga menyenangi kegiatan-kegiatan hiburan, misalnya olahraga dan pentas seni, oleh karena itu dibangun tempat-tempat hiburan rakyat, seperti Colloseum yang dipergunakan untuk arena tontonan adu binatang dengan manusia (gladiator), Thermae yang merupakan pemandian umum serba lengkap dan pusat kehidupan sosial bagi kaum bangsawan, Sirkus Maximus untuk lomba kereta perang, dan Amphitheatre yang merupakan bangunan double theatre, dengan bentuk ellips, fungsinya adalah untuk pacuan kuda dan balap lari.

3. Menjalankan Fungsi Pemerintahan

Kota Roma memiliki tiga zaman pemerintahan, yaitu Monarki, Republik, dan Kekaisaran. Beberapa peninggalan fisik pemerintahan tersebut adalah Bangunan Istana tempat seluruh komando kerakyatan dibentuk, Forum Romanum yang merupakan komplek gedung pemerintahan, Basilika untuk tempat pengadilan dan perdagangan, serta beberapa monument yang dibangun sebagai sarana untuk menunjukkan jasa seorang kaisar kepada Negara.

4. Eksplorasi Seni dan Budaya

Orang Romawi menyukai seni. Semua hasil karya seni dan budaya dibuat seba besar dan megah, karena orang Romawi memang senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran dan menarik perhatian. Mereka ahli dalam pembuatan patung, terutama patung setengah dada. Selain itu, bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya, misalnya dengan membuat lukisan di dinding, mangkuk, piring, dan mata uang.

5. Pertahanan dari Musuh

Bangsa Romawi selalu melakukan penjelajahan wilayah lain untuk memperluas kekuasaan. Selain itu, ada beberapa bangsa lain yang menginginkan Roma jatuh pada kekusaannya. Hal tersebut menjadikan Roma sebagai salah satu daerah pertahanan untuk melindungi penduduk dari serangan musuh. Peninggalan sejarah untuk pertahanan Roma adalah Limes, yaitu tembok pertahanan yang panjangnya puluhan kilometer, lebar 2,5 m dan tingginya 6 m.


C. KARAKTERISTIK RUANG KOTA

Secara umum, konsep arsitektur Romawi mencerminkan segi-segi praktis, yaitu kekokohan, keamanan, kenyamanan, dan fungsi. Bangsa Romawi mengambil kolom dan balok dari Yunani, dan busur lengkung dari Etruska. Kombinasi kolom, balok dan busur ini merupakan ciri pedoman bagi arsitektur Romawi selanjutnya. Dinding Romawi terdiri dari batu dan beton, yang merupakan karakter kubus. Pembuatan lengkung busur, ditunjang oleh rangka kayu sampai beton mengeras. Sedangkan beton merupakan bahan bangunan yang bisa diproduksi secara masal, uniform dan sederhana.

Bentuk rumah penduduk pada zaman romawi kuno mengalami perubahan sesuai zamannya, dan terbuat dari segala macam bahan bangunan yang tersedia dari alam. Terdapat saluran air yang memanfaatkan gravitasi bumi untuk mengalirkan air ke seluruh wilayah Romawi. Selain digunakan untuk mengalirkan air, saluran air gravitasi ini juga digunakan dalam berbagai kegiatan masyarakatnya, diantaranya untuk roda air, dan hidrolik penghancur bijih besi. Tipe jalan di Roma bervariasi yang menghubungkan Roma dengan berbagai provinsinya. Bahan yang digunakan adalah berupa puing batu yang disusun sedemikian rupa. Hal ini bertujuan untuk penyerapan air saat musim hujan, sehingga tidak terjadi genangan air.

Jembatan dibangun dengan bahan dasar batu dan berbentuk lengkung sebagai struktur dasarnya. Demikian juga dengan beton yang digunakan, sehingga jembatan dapat berdiri kokoh dan bertahan sampai dalam jangka waktu yang lama. Karakteristik has jembatan Romawi adalah lebar jalan lebih dari 5 meter, dan bentuknya sedikit miring dan melengkung.


D. RUNTUHNYA ROMAWI

1. Kekaisaran Yang Gagal

Pada regenerasi berikutnya setelah kematian para pemimpin yang cakap dan handal, tidak ditemukan lagi pemimpin yang mampu mengendalikan pemerintahan dengan baik. Pemerintah juga menelantarkan rakyat miskin dengan terlalu sering membangun bangunan mewah dan megah.

2. Serangan Bangsa Barbar

Bangsa Barbar selalu berusaha menguasai wilayah Romawi, terutama Romawi Barat. Mereka juga membawa masuk Agama Kristen. Masyarakat Romawi sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka.

Jumat, 03 September 2010

PERKEMBANGAN MORFOLOGI KOTA MEDAN

Sejarah Kota Medan

Sejarah kota medan berawal dari sebuah perkampungan kecil yang dibuka sekitar tahun 1590-an oleh guru yang bernama Guru Patimpus yang beragama Islam dan berasal dari suku Karo. Perkampungan yang didirikan oleh Guru Patimpus terletak pada pertemuan antara Suangai Deli dan Sungai Babura dan diberi nama Medan Putri. Karena kawasan tersebut merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, maka Medan Putri yang merupakan cikal bakal kota Medan, dengan cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting. Jhon Anderson, seorang Inggris yang melakukan kunjungan ke Kampung Medan tahun 1823, mencatat dalam bukunya Mission to the East Coast of Sumatera bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih berjumlah 200 orang. Tapi dia hanya melihat penduduk yang menetap di pertemuan antara dua sungai tersebut. Perkembangan kota medan sangat dipengaruhi oleh perkebunan tembakau yang dibangun oleh Belanda dan banyak orang – orang berdatangan dari beberapa Pulau untuk bekerja pada perusahaan tersebut.

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan.

Bila ditinjau dari segi struktural kota medan mempunyai bentuk fisik yang sangat beragam dan mengalami kemajuan yang sangat cepat. Jumlah bangunan tua di Medan yang memiliki muatan sejarah penting, perlahan menyurut, seiring langkah pembangunan fisik kota atas nama modernisasi. Segenap aktivitas fisik seperti pelebaran jalan, pendirian pusat-pusat perdagangan, gedung-gedung baru atas nama dinamika perputaran ekonomi, kerap menggusur gedung-gedung lama yang dianggap perintang. Penghancuran bangunan-bangunan tua selama ini cenderung untuk mengejar pendapatan asli daerah. Ironisnya, kebijakan yang mengatas namakan pembangunan Medan menuju kota metropolitan sangat tergesa karena hanya meraup keuntungan jangka pendek, dengan mengabaikan aspek lingkungan dan berbagai aspek sosial-budaya masyarakat. Medan mestinya dapat meniru negara-negara Eropa yang mempertahankan keaslian bangunan bersejarah di bagian luar sementara bagian dalamnya direnovasi sesuai perkembangan zaman. Kita harus mempertahankan bangunan-bangunan itu karena kita belum tentu dapat membangun yang serupa di masa kini. Kita bisa belajar bagaimana Jerman mengelola asset kota tuanya. Penonton tak hanya menikmati pagelaran piala dunia saja, tapi di sana mereka juga disuguhi keindahan gedung-gedung tua bersejarah.

Masalah yang dihadapi dalam pembangunan Kota Medan

Kota Medan dihadapi oleh maraknya kehadiran pedagang kaki lima yang berjualan di tempat yang strategis dekat keramaian tanpa memperhitungkan mengganggu pengguna jalan dan memberi kesan kesemrawutan serta mengurangi estetika kota. Kehadiran pedagang kaki lima ini dipengaruhi tiga faktor, pertama, sebagai akibat terlambatnya peremajaan pasar-pasar tradisional. Kedua, terlambatnya pembangunan pasar induk sebagai pusat distribusi yang menyebabkan munculnya pedagang kaki lima di sekitar pusat pasar yang berada di jalan Sutomo dan sekitarnya. Ketiga, sebagai akibat adanya pusat aktifitas bisnis, perkantoran, rumah sakit, dan sebagainya yang menyebabkab munculnya padagang kaki lima di sekitar pusat-pusat kegiatan tersebut baik yang berada di daerah inti kota maupun yang berada di daerah pinggiran dan pembangunan jalan-jalan baru (outer ringroad).

Ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai sarana tempat bersosialisasi masyarakat dan sebagai paru-paru kota juga masih sangat kurang. Kota Medan ternyata hanya mempunyai taman seluas 21,5 hektar yang tersebar di 81 taman di seluruh kota. Angka itu tak sebanding dengan luas kota Medan yang mencapai 26.510 hektar. Selama ini penghitungan ruang terbuka hijau yang dinyatakan 5-7 persen dari luas kota di dalamnya ternyata mencakup makam yang luasnya mencapai 57,2 hektar, lapangan olahraga 16,89 hektar, dan taman segitiga di tengah jalan. Angka 21,5 hektar juga termasuk taman-taman yang dikelola oleh sekolah-sekolah. Pembangunan ruko-ruko di pinggiran Kota Medan juga kurang memberikan ruang pada pepohonan. Jika masalah tersebut tidak segera dianitipasi, sedangkan pembangunan dilakukan terus menerus tanpa memperhitungkan aspek lingkungan, maka akan menjadi bom waktu bagi Kota Medan yang sewaktu-waktu dapat meledak dan menjadikan Kota Medan sebagai kota kumuh. Hal ini merupakan salah satu masalah yang menjadi tantangan pemerintah Kota Medan untuk menyelamatkan Kota Medan dari keterpurukan tersebut.

Sumber:

Megawati, 2006. SEJARAH KOTA MEDAN. http://cintamedan.blogspot.com/2008/11/sejarah-kota-medan.html. diakses tgl 1 september 2010.

Sabtu, 26 Juni 2010

menghitung harii...

menghitung harii..
buat presentasii...
tinggal film ne yang bikin pusing, runyeng, puyeng, ampe mriang nihhh...
semoga usaha keras ini terbalas dengan nilai yang baguss...
aminnn

Rabu, 23 Juni 2010

Kabar Terkini dari Film Kelompok 6 Tekkom…

Lalalala…. Syuting kami udah selesai, meskipun kemarin ada skandal scene yang kepotong, sekarang udah beres. Ada hal aneh-aneh pas syuting, haha maklum artis amatiran.

Rencana kami selanjutnya adalah editing and dubbing film. Tapi kami masih bingung mau pake software apa ? Ulead ga mudeng, kalo Movie Maker katanya kurang bagus efeknya. Jadi gimana dooong ..?? presentasi tinggal menghitung hari !! awawaw

Nice day with Planologie...

Masuk jurusan planologi Undip adalah keinginanku sejak awal lulus SMA. Memang dulunya aku nggak tau apa itu planologi...? aku kira ilmu tentang tumbuh-tumbuhan... hehe. Ternyata analisis ku itu ngawur besar, planologi adalah ilmu tentang penataan kota. Whaaaww aku semakin suka dengan planologi...
Aku masuk planologi lewat jalur PSSB heehe tapi sebenarnya itu hanya keberuntungan semataa. Yang penting bisa kuliah aja dah syukuurr... Yang Di Atas emang sayang banget sama aku..
Hari-hari ku selama di Plano sangat menyenangkan. Meskipun tugas yang diberikan bisa bikin au kurus (emang dah kurus dari dulu kali yaa, hehe) tapi aku tetap bersemangat ngerjain tugasnya. Apalagi semester satu kemaren aku dapat IP yang di luar dugaan... semoga semester ini bisa dipertahanin,, meskipun aku kurang yakin.. Help me God..


saat lomba tumpeng..masi pake atribut lengkap..

Suka duka selama di Planologi apa yaaa ?
Hmmm kayanya lebih banyak sukanya dehh.... meskipun di semester satu kami angkatan baru harus melewati serangkaian prosesi ampe pelantikan, tapi buatku itu semua menyenangkan kok... karena dari situ kami bisa akrab satu sama lain. gak kaya di fakultas laen yang kadang-kadang temen sekelas sendiri aja gak kenal.., parahhh.. jadi pada intinya kuliah di Planologi tu seneng deh... misalnya aja nih tugas kelompok yang tiap matkul bisa beda-beda anggotanya, ampe kadang kami lupa kelompok apa, ngerjain tugas apa haha... terus kami juga banyak jalan-jalannya, kaya survei ke desa-desa sampe kemaren ada ekskursi satu angkatan ke salatiga. Wuhuuiiii kaya piknik... hehe

ekskursi senang...


Harapan...
Harapanku tidak muluk-muluk. Aku Cuma ingin kuliah yang bener, jadi mahasiswa yang bener, dan punya temen yang bener. Semoga aja dengan begitu, bisa ngangkat nama jurusan dan bisa ngebanggain ortuku juga. Amin...

Review Green Infrastructure


GREEN INFRASTRUCTURE

Akhir-akhir ini kata Green Infrastructure sering diutarakan oleh kalangan atas terutama oleh para developer yang ingin mengembangkan pembangunan di Indonesia. Sesungguhnya apa itu Green Infrastructure atau pembangunan berbasis lingkungan? Green artinya hijau, dan infrastructure artinya fasilitas, jadi secara bahasa green infrastructure artinya adalah fasilitas hijau, atau yang menurut istilah infrastruktur hijau didefinisikan sebagaiAn interconected network of green space that conserves natural ecosystem values and functions and provides associated benefits to human population” (Green Infrastructure: Smart Conservation for the 21st Century, 2001). Dalam panduan penataan dan perancangan suatu wilayah dan kota selalu mengutamakan pembangunan yang ramah lingkungan. Walaupun pada kenyataannya masih banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang mengesampingkan hal tersebut. Akibatnya semakin marak pembangunan infrastruktur yang memenuhi ruang kota sehingga menggusur lingkungan hijau yang seharusnya menjadi sarana resapan air dan CO2 dan juga tempat rekreasi dan refreshing bagi masyrakat penghuni kota tersebut.

Green Infrastructure adalah suatu jaringan atau sarana yang behubungan dengan free space atau ruang terbuka dan area alami. Infrastruktur sendiri merupakan sarana yang disediakan guna menfasilitasi berbagai kegiatan fisik yang dilakukan oleh masyarakat. Contoh dari infrasruktur tersebut seperti jalan raya, jembatan penyebrangan, pedestrian walk, bandara, pelabuhan, pabrik, sekolah, perkantoran, taman kota, dll. Sedangkan yang berhubungan dengan Green Infrastructure adalah seperti greenways, wetlands, tempat parkir, hutan konservasi, kawasan habitat liar, hutan kota dan suatu kawasan agro yang ditanami berbagai macam tumbuh-tumbuhan, yang dapat secara alami mengatur stormwater, mengurangi resiko penggenangan dan meningkatkan mutu air bawah tanah.

Sebenarnya Infrastruktur hijau menghabiskan biaya lebih sedikit dalam pembangunan maupun pemeliharaan dibandingkan dengan infrastruktur modern biasa. Proyek pembangunan infrastruktur yang hijau juga membantu perkembangan keterpaduan masyarakat dalam aksi peduli lingkungan dengan melibatkan semua masyarakat dalam perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan lingkungan hijau di sekitar mereka.

“Penerapan infrastruktur hijau perlu memerhatikan prinsip-prinsip dasar pembangunan berbasis lingkungan agar tercapai berbagai fungsi ekologis yang diembannya untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini sesuai gagasan utama KTT Bumi dan Konferensi Perubahan Iklim, yaitu adanya ”kebutuhan” dan ”keterbatasan”. Keterhubungan (linkages) antarkawasan RTH dengan jalur dan koridor hijau merupakan kunci keberhasilan infrastruktur hijau kota. Keterhubungan antar-ruang hijau, baik area maupun jalur hijau, merupakan strategi dalam menanggulangi degradasi lingkungan kota, seperti banjir, rob, longsor, krisis air tanah, pemanasan lingkungan kota, meningkatnya pencemaran udara, rusaknya habitat satwa liar, dan kerusakan lingkungan lainnya” (Joga, Nirwono, 2010)

Infrastruktur hijau harus diintegrasikan dengan rencana pembangunan infrastruktur kota, seperti pembangunan jalan, drainase, dan prasarana lain, termasuk keterkaitan dengan infrastruktur antarkota pada skala wilayah, metropolitan, ataupun megalopolitan. Salah satu cara yang tepat untuk mewujudkan green infrastructure adalah melalui aksi Greeneration. Seluruh aksi Greeneration berkaitan erat dengan Green Infrastructure yang merupakan langkah terbaik untuk menyelamatkan kehidupan di bumi ini untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Berbagai aksi para Greeneration dalam rangka perbaikan infrastruktur kota yang dikenal dengan Green Inrastructure adalah :

1. Program pavingisasi jalan di dalam kota guna memperlancar perembesan air permukaan ke bawah tanah.

2. Pembangunan Real Estate yang 35% dari kawasannya dijadikan kawasan hijau dengan membuat taman maupun kawasan agrowisata.

3. Penghijauan di kawasan perkotaan dengan menanami pohon disepinggir jalan ataupun memperluas kawasan hutan kota dan ruang terbuka hijau.

4. Membuat Raingardens di halaman rumah pribadi.

5. Menggalakan hari bebas kendaraan bermotor dan hari tanpa listrik untuk penghematan energy dan meminimalisasikan polusi udara.

6. Membuat rumah atau bangunan ramah lingkungan yang menjadikan atap rumahnya sebagai taman tadah hujan (Green Roofs).

7. Membuat Greenways di tengah kota sebagai sarana rekreasi dan refreshing masyarakatnya.

8. Penggunaan lampu lalu lintas bertenanga cahaya matahari.

9. Penggalakan program tanam seribu pohon di lingkungan yang tercemar atau gersang.

10. Pencanangan Green Policy sebagai langkah pemeliharaan lingkungan hijau, dll.

Dengan adanya greeneration ini diharapkan daratan tempat kita berpijak di bumi ini serta lingkungan sekitarnya akan menjadi lebih baik terkonservasi dan dapat lebih bersahabat dengan kita tanpa menimbulkan bencana. Oleh karena itu para remaja putra dan putri yang ingin hidup di lingkungan yang lebih baik dan sehat maka jadilah Followers Greeneration ini, tunjukan aksi peduli lingkunganmu, buatlah inovasi-inovasi baru terutama yang berkaitan dengan green infrastructure dan raihlah gelar Green Ranger (Pahlawan Lingkungan) sebagai penghargaan dedikasi dan inovasi kalian untuk melestarikan lingkungan hijau !

http://www.wwf.or.id/berita_fakta/berita_fakta/newsclimateenergy.cfm?17461/Infrastruktur-Hijau-Kota

Selasa, 22 Juni 2010

MAKING OF “TUGAS BESAR” TEKKOM



Pada awal semester 2 ini, kami anak Planologi angkatan 2009 mendapatkan tugas besar untuk mata kuliah Teknik Komunikasi. Tugas besar ini terdiri dari 4 buah produk, yaitu buku konsep, website atau blog, poster, dan film. Tema yang disediakan yaitu Green Infrastructure dan World Class City. Saya bersama kelompok saya, yaitu kelompok 6 memutuskan untuk memilih tema Green Infrastructure. Kami memulai proses pembuatan tugas besar dengan memikirkan genre dan sinopsis film yang akan kami buat. Pada awalnya, saya mencetuskan ide untuk membuat film bergenre komedi dengan inti cerita yaitu protes masyarakat kecil terhadap kebijakan pemerintah yang seenaknya saja membangun lahan kosong untuk dijadikan bangunan dengan alasan sebagai penggerak ekonomi kota. Rencana syuting maupun karakter pemain telah kami siapkan, termasuk property-properti yang nantinya akan dibutuhkan. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, kami makin menemui beberapa kesulitan, misalnya judul yang pas untuk cerita tersebut, kemudian setting tempat yang akan kami gunakan, serta kekhawatiran kami akan kedisplinan pemain utama kami yang memang sangat riskan untuk dijadikan tumpuan jalannya syuting. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengganti total film kami menjadi berjudul “Menggapai Mimpi di Tengah Kota”.
Film ini bergenre drama yang bercerita tentang seorang anak desa yang merasa prihatin dengan kedaan kota, sehingga ia bercita-cita untuk mengubah keadaan kota menjadi lebih baik dengan menjadi dokter kota.
Proses pembuatan scenario film ini sangat cepat. Dibantu teman sekelompok saya, mereka menyumbangkan ide alur cerita. Tak disangka, hanya membutuhkan waktu sehari semalam untuk membuat naskah film secara lengkap. Saya bertindak sebagai penulis skenario mendapat banyak inspirasi malam itu, sehingga meskipun saya lelah saya masih tetap semangat ingin menyelesaikannya malam itu juga. Akhirnya, naskah selesai dan tinggal digabungkan dengan buku konsep yang telah dibuat oleh teman sekelompok saya yang lain. Saya juga masih sempat membuat ppt dan poster untuk presentasi pertama keesokan harinya. Meskipun demikian, hasil asistensi pertama pada tugas besar kelompok saya masih terdapat kekurangan untuk diperbaiki. Terutama konsep poster yang memang sangat tidak kreatif karena waktunya mepet dan saya kurang menguasai software-software edit foto atau gambar.


Saya sebagai penanggung jawab poster mengubah semua konsep poster yang akan kelompok saya gunakan untuk tugas besar ini. Memang, ide yang pas sangat sulit masuk ke benak saya. Butuh waktu 2-3 hari setelah saya mencoba browsing di internet mencari-cari ide yang sesuai dengan tema yang kami pilih. Meskipun ide telah ada, namun saya masih sangat kesulitan dalam menggambar poster, karena penguasaan CorelDraw saya yang masih di bawah rata-rata. Beruntung teman saya, Roosmayri memiliki buku tentang teknik tracing gambar menggunakan CorelDraw. Dari buku itulah ilmu saya bertambah, dan saya tidak lagi menemui kesulitan dalam membuat poster. Akhirnya setelah melalui tahap asistensi kepada Ibu Nurini maupun Pak Mardwi, buku konsep kami di setujui dan kami dapat memulai mengerjakan tugas terakhir, yaitu film. Kami termasuk bergerak cepat dalam proses syuting, hal ini dilakukan agar kami tidak terlalu pusing karena masih banyak tugas mata kuliah lain yang menunggu kami kerjakan.


nih dia hasil kerja bikin poster keren kan ?
Syuting pertama kami dilakukan pada sore hari bertempat di Taman Diponegoro Semarang. Pada awalnya kami sangat kesal dengan salah satu anggota kami yang tidak tepat waktu saat disuruh datang untuk syuting. Kami menunggu selama 1,5 jam sampai akhirnya gerimis membasahi daratan. Akan tetapi, kami tidak menyerah dan tetap melanjutkan syuting adegan pertama sampai selesai. Syuting ini dilakukan untuk memenuhi kriteria penilaian blog kelompok yang harus sudah mengupload bagian film yang menarik. Pada syuting-syuting berikutnya kami memilih lokas daerah tembalang selatan, kampus planologi, dan yang paling mengesankan adalah saat kami syuting di tengah sawah. Saya bergantian dengan teman saya sebagai kamerawan dalam pengambilan video. Akhirnya setelah dalam waktu 4 hari kami dapat menyelesaikan semua adegan dalam skenario. Masalah datang ketika kami mengeburn mini DV hasil syuting kami ke studio foto. Ternyata ada bagian rekaman video yang terpotong. Kebetulan sekali, bagian itu adalah bagian saya dan Roosmayri, sehingga kami harus mengulang lagi untuk take syuting adegan saya dan Roosmayri. Kami berencana untuk mengambil video dengan menggunakan kamera digital saja untuk menghemat pengeluaran. Secara keseluruhan, dalam proses pembuatan tugas besar kelompok 6 ini, kami menggunakan konsep bagi tugas. Misalnya saya yang bertugas membuat poster dan film, akan tetapi, sesungguhnya kami tetap bekerja bersama-sama dan sharing bila menemui kesulitan atau meminta pendapat dari teman lain sesama anggota kelompok 6.
Untuk presentasi 1 minggu lagi, kelompok kami telah menyiapkan sureprise. Saksikan penampilan kami yah !!! Go green, be Green Rangers !!


Inilah Kami Kelompok 6 Tekom Ricko-Karso-Doddy-Ryan-Mayri-Ikfi-Susan-Nia-Fenny


By. Ikfi Maryama Ulfa - Kelompok 6 Tekkom - 2010

Kritik dan Saran Untuk Mata Kuliah Tekom dan Tugasnya

Mata kuliah teknik komunikasi adalah salah satu mata kuliah favorit saya di kampus. Mata kuliah ini sangat mengutamakan praktik daripada materi. Akan tetapi, masih terdapat sedikit kekurangan dalam perkuliahan maupun pemberian tugas besarnya. Berikut kritik dan saran yang dapat saya berikan, semoga dapat dijadikan koreksi sehingga perkuliahan terasa lebih sempurnaa.

KRITIK UNTUK MATA KULIAH TEKNIK KOMUNIKASI

1. Materi tentang edit foto tidak ada sehingga kami merasa kesulitan dalam membuat tugas besar, khususnya poster yang sangat memerlukan keahlian dalam bidang edit foto maupun gambar.

2. Asdosnya tidak diperkenalkan kepada kami, sehingga kami merasa kesulitan dalam menemui waktu asistensi.

3. Sebaiknya materi-materi yang berhubungan dengan proses pembuatan tugas besar disampaikan di awal perkuliahan sehingga mahasiswa dapat mulai mengerjakan dari awal semester.

SARAN UNTUK TUGAS MATA KULIAH TEKNIK KOMUNIKASI

1. Sebaiknya tema tugas besar lebih variatif, sehingga para mahasiswa dapat memilih lebih banyak tema. Dengan demikian tugas-tugas yang terkumpul, baik poster maupun film lebih banyak jenisnya. Hal ini juga dapat menghindari kemiripan hasil tugas antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.

2. Penilaian hendaknya dibuat seadil mungkin, misalnya dilihat dari segi ide masing-masing judul tugas, serta pesan yang dapat dipetik dari tugas yang telah dibuat. Semakin kreatif, nilainya semakin baik.