Rabu, 26 Januari 2011

KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN

A. LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Kebumen merupakan kabupaten yang terletak di bagian selatan propinsi Jawa Tengah dengan posisi 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Secara administratif terdiri dari 26 kecamatan dengan luas wilayah sebesar 128.111,50 ha atau 1.281,11 km², dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah. Batas-batasnya adalah
Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas
Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara








Sumber : Kabupaten Kebumen Dalam Angka, 2004



B. DISPARITAS ANTAR WILAYAH
Ketimpangan wilayah di Kabupaten Kebumen dapat dilihat melalui angka Indeks Williamson yang dicari dengan rumus :

IW = ∑ (yi – y)2 ∑ fi/n
y

IW = Indeks Williamson
fi = Jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan
n = Jumlah penduduk kabupaten
yi = Pendapatan perkapita pada masing-masing kecamatan
y = Pendapatan perkapita kabupaten

Besaran angka Indeks Williamson bergerak dari 0,00 sampai dengan tak terhingga. Semakin besar angka, berarti disparitas atau ketimpangan di suatu wilayah tersebut semakin besar.
Besaran Indeks Williamson :
IW = 0,00 à No Spatial Disparity.
IW = kecil à Spatial Disparity kecil.
IW = besar à Spatial Disparity besar.
Perhitungan disparitas menggunakan data-data yaitu jumlah penduduk dan produk regional bruto (PDRB) untuk selanjutnya diketahui PDRB per kapita. Kemudian data PDRB per secktor yang mempengaruhi PDRB secara akumulasi di wilayah tersebut. Periode waktu yang digunakan adalah minimal 3 tahun untuk mengetahui perkembangannya.




C. DISPARITAS KABUPATEN KEBUMEN
Sektor ekonomi yang paling berperan besar dalam menyumbang PDRB Kabupaten Kebumen adalah sector pertanian, namun laporan ini akan membahas pengaruh sector industri pengolahan terhadap disparitas di Kabupaten Kebumen (sebagai nation) dan kecamatan sebagai region. Hasil perhitungan indeks Williamson di wilayah ini adalah sebagai berikut :
HASIL PERHITUNGAN INDEKS WILLIAMSON
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 - 2006
(ATAS DASAR HARGA BERLAKU)
NO TAHUN INDEKS WILLIAMSON
DENGAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TANPA SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN SELISIH
1 2004 0,51 0,28 0.23
2 2005 0,21 0,25 0.04
3 2006 1,79 0,22 1.57
Sumber : Analisis Pribadi, 2010


Sumber : Analisis Pribadi, 2010

Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa terdapat disparitas atau ketimpangan di Kabupaten Kebumen, karena angka indeks Williamson lebih dari 0,00. Selama periode 3 tahun, ketimpangan yang paling besar terjadi adalah pada tahun 2006. Angka indeks Williamson dengan industry pengolahan adalah 1,79. Sedangkan yang terkecil adalah pada tahun 2005, angka indeks Williamson dengan industry pengolahan adalah 0,21.
Kecamatan yang paling berkontribusi besar menaikkan angka PDRB per kapita dalam sektor industri pengolahan adalah Kecamatan Pejagoan, yaitu pada tahun 2004 sebesar Rp 88,272.49 juta, 2005 sebesar Rp 95,707.20 juta, dan 2006 sebesar Rp 109,552.12 juta. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Sadang, yaitu pada tahun hanya 2004 sebesar Rp 679.31juta, 2005 sebesar Rp 724.43 juta, dan tahun 2006 sebesar Rp 815.07 juta.
Secara umum grafik indeks williamson Kabupaten Kebumen tahun 2004 sampai dengan 2006 tanpa industri pengolahan adalah menurun. Hal ini membuktikan bahwa ketimpangan yang terjadi semakin mengecil. Akan tetapi, grafik indeks Williamson dengan industry pengolahan cenderung naik turun, hal ini dikarenakan sector industri pengolahan di masing-masing kecamatan belum merata, sehingga sector ini mempengaruhi ketimpangan Kabupaten Kebumen secara signifikan.
Tingginya indeks willamson dengan industri di Kabupaten Kebumen tidak dapat diartikan sebagai ketimpangan Kabupaten Kebumen secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan sektor basis di tiap-tiap kecamatan berbeda, sesuai dengan potensinya. Sebagai contoh, Kecamatan Kebumen sebagai ibukota kabupaten memiliki angka PDRB per kapita lebih kecil dibandingkan dengan Kecamatan Pejagoan dala sektor industri pengolahan. Akan tetapi di Kecamatan Kebumen memiliki PDRB per kapita paling besar dalam sektor jasa-jasa. Karena, potensi kecamatan ini merupakan ibukota kabupaten, sehingga banyak usaha jasa yang berkembang dan meningkatkan kontribusi PDRB per kapita dalam sektor jasa-jasa.

0 komentar:

Posting Komentar