Rabu, 26 Januari 2011

RESUM ARTIKEL MENGENAI URBAN TISSUE


Sebuah kota merupakan tempat di mana segala kegiatan dilakukan. Kota dianggap sebagai sebuah jaringan atau tissue yang mencakup elemen-elemen fisik dan membentuk suatu jalinan atau keterikatan konfigurasi secara sinergis. Dengan demikian, segala hubungan sejarah maupun proses morfologi pembentukan kota dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat dilihat secara utuh. Dinamika dan perkembangan kota juga dipengaruhi interaksi antara tatanan fisik dengan penduduk kota.

Jaringan perkotaan atau urban tissue mengacu pada tingkat lingkungan yang biasanya terkait dengan desain perkotaan. Jaringan terdiri atas morfologi lingkungan dan aktivitas manusia yang menyebabkan terbentuknya jaringan-jaringan tertentu pembentuk kota melalui prinsip-prinsip tertentu.

Sejarah urban tissue sebenarnya berasal dari Perancis. Disana ada seorang arsitektur bernama Baron Haussmann yang mampu melakukan renovasi besar-besaran dalam pembangunan kota Paris. Sistem penataan kota ini dinamakan “haussmanization”. Sistem ini muncul diakrenakan penataan kota Paris yang acak-acakan setelah terjadinya perang dunia serta akibat sistem pemerintahan yang buruk. Namun, Haussmann mengubah itu semua dengan didukung oleh teknologi modern seperti alat transportasi dan jaringan listrik.

Paris terbagi menjadi beberapa district atau kecamatan yang berfungsi untuk memudahkan pembagian areal untuk tujuan fungsi bangunan maupun pencarian alamat. Dibentuk boulevard atau jalan utama selebar 30-40 meter yang pada saat itu, ukuran jalan selebar ini terlalu fenomenal. Boulevard dirancang sebenarnya bukanlah untuk alasan view, namun memberikan padangan perspektif yang jelas ke arah monumen dengan lalu lintas yang lancer sehingga mobilisasi dapat dengan mudah melaluinya. Setiap sisi jalan utama dibuat lajur pejalan kaki yang lusa serta ditanami pohon-pohon peneduh yang besar. Hal ini mendorong terjadinya berbagai aktivitas yangmenghidupkan kota, misalnya perdagangan. Haussmann juga membuat blok-blok yang terbentuk melalui perpotongan beberapa jalan, dan digunakan semaksimal mungkin tanpa ada tersisa ruang sedikitpun yang tidak digunakan. Vegetasi yang terdapat pun banyak, seperti di ruang-ruang terbuka di pusat kota. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk beraktivitas dengan nyaman di ruang terbuka.

Hasil dari itu semua adalah Paris yang kita kenal sekarang. Paris terkenal mendapat julukan kota teromantis di dunia yang memberikan tempat-tempat eksotis untuk dikunjungi. Tiap detil kawasan dan arsitektural terancang secara cermat dan anggun. Terdapat boulevard yang dipenuhi pohon, trotoar yang nyaman, dan tentunya drainase yang lancar. Paris yang kita kenal sekarang adalah hasil dari kebijakan urban yang diktator.

Dalam morfologi kota, urban tissue juga diperlukan sebagai suatu bentuk yang memuat berbagai macam bentuk informasi, seperti jaringan jalan dan transportasi, jaringan pedestrian atau pejalan kaki, dan ruang terbuka hijau (RTH).

Jaringan transportasi memiliki peran penting dalam perkembangan suatu morfologi kota. London merupakan contoh kota yang memiliki sistem transportasi yang baik. Jaringan transportasi dibangun di bawah tanah dan menyebar ke sumbu-sumbu pusat bisnis (central business district). Setiap tempat-tempat strategis dibangun stasiun untuk mempermudah mobilisasi. Jaringan ini sangat menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.

London juga memiliki ruang terbuka hijau yang sangat mencukupi untuk kebutuhan masyarakat akan aktivitas di luar ruangan. Tidaklah baik apabila setiap kota terus-menerus membangun lahan kotanya dengan bangunan yang menjulang tinggi tanpa menyisakannya untuk ruang terbuka hijau dan asri. Raymond Unwin berpendapat bahwa perumahan tidak boleh terlalu padat. Perlunya membuka ruang publik yang berkaitan dengan jumlah orang, sehingga memelihara lahan dari kepadatan kota. Gagasan ini biasa disebut dengan Garden City.

Gagasan Garden City sebenarnya bukan untuk membangun kota artistik, namun untuk menyediakan rumah layak dan terjangkau oleh masyarakat. Garden City dan daerah pinggiran mempunyai banyak kemiripan estetika. Gaya tersebut adalah abad pertengahan, dalam bentuk kumpulan pondok indah yang mengitari kehijauan alami dalam sebuah grup yang tak terlalu besar sehingga tak kehilangan karakter desanya dan tak terlalu kecil hingga tak mengurangi peluang interaksi sosial antar warganya. Setiap rumah memiliki kebun sendiri, diletakkan agar seluruh ruangan dilimpahi cahaya alami, tak terhalang rumah tetangga atau bangunan tambahan. Pandangan lebih ke arah dalam dengan sistim kuldesak. Jalan setapak berkerikil menyempit di antara jalur berpohon adalah estetika terbaik di Garden City.

Jaringan pedestrian atau pejalan kaki sering berkaitan dengan ruang terbuka hijau. Pedestrian yang nyaman dengan pepohonan yang menaunginya di sepanjang tepian jalan terbentuk teratur akan menjadi salah satu sector penting penghubung kegiatan masyarakat dengan pengembangan wilayah. Clarence Perry mengembangkan ide tentang neighbourhood atau daerah sekitar dengan menganalisis keunggulan yang ditemukan pada gardening dan forest hills gardens. Neighbourhood fokus kepada comunity center, tempat untuk rembug bersama anggota masyarakat. Hal penting dalam konsep yang ditawarkan oleh perry adalah pada fasilitas umum keseharian masyarakat seperti toko, sekolah,dan taman bermain haruslah berada pada jarak pejalan kaki dengan setiap rumah yang ada. Jalan dengan intensitas yg tinggi dijauhkan dari lingkungan neighbourhood. Ide dari Perry tersebut kemudian dikembangkan oleh Clarence Stein dengan sistem jalan grid, pemisahan antara jalan besar dengan jalan neighbourhood, dan dengan neighbourhood park yang akhirnya membentuk green belt yg mengelilingi kota.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan suatu morfologi dan arsitektur kota perlu memperhatikan urban tissue yang berfungsi sebagai sumber informasi misalnya jaringan transportasi, jaringan ruang terbuka hijau, jaringan pedestrian, dan sebagainya. Masing-masing urban tissue wilayah pasti berbeda, sehingga karakteristik dan keunikan yang dimiliki pun berbeda. Selain itu, morfologi kota juga perlu memperhatikan aspek sejarah atau history untuk mengetahui perkembangan apa saja yang telah terjadi di masa sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar