Rabu, 26 Januari 2011

TEORI TEMPAT PUSAT

Dalam suatu wilayah terdapat sebuah tempat dengan kompleksitas kegiatan yang lengkap. Kegiatan yang berlangsung biasanya berupa perdagangan. Tempat yang demikian dinamakan sebagai tempat pusat, dimana tersedia barang dan jasa yang dibutuhkan bagi penduduk tempat tersebut dan daerah di sekitarnya. Dengan adanya tempat pusat tersebut, maka terbentuklah hirarki keruangan wilayah sehingga suatu kawasan memiliki hubungan dengan kawasan lain, terutama dalam pemenuhan kebutuhan.
Misalnya, kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah menjadi pusat penyuplai kebutuhan masyarakat Semarang dan kota-kota lain di sekitarnya, di mana sebagian besar kebutuhan masyarakat mampu disediakan oleh Kota Semarang. Dengan demikian, kota lain yang berada di sekitar Kota Semarang akan memiliki keinginan untuk membuat sistem keruangan yang optimal untuk berhubungan dengan Kota Semarang, sehingga akses terhadap tempat pusat untuk pemenuhan kebutuhan mereka juga dapat terpenuhi.
Dalam faktanya, terdapat keterkaitan fungsional antara satu pusat dengan wilayah sekelilingnya. Keterkaitan tersebut berupa fenomena global cities dan keterkaitan desa-kota. Keterkaitan ini lumrah terjadi, karena tidak semua wilayah mampu memproduksi semua kebutuhannya senidiri, sehingga harus menggantungkan salah satunya kepada tempat lain.
Selain keterkaitan fungsional, dalam pembentukan tempat pusat juga didukung oleh adanya dukungan penduduk untuk keberadaan suatu fungsi tertentu. Misalnya Kota Pekalongan merupakan penghasil batik. Barang kerajinan batik tersebut sangat disenangi oleh masyarakat luar Kota Pekalongan. Maka terjadilah fenomena pemesanan batik secara besar-besaran dari luar kota yang mengakibatkan Kota Pekalongan menjadi pusat Batik.
Walter Christaller (1933) dan August Losch (1936) secara terpisah mengembangkan satu teori yang dapat dipergunakan sebagai kerangka analisis untuk membahas masalah di atas. Yaitu masalah tentang tempat pusat (sebagai suatu pemukiman yang menyediakan barang dan jasa-jasa bagi penduduk daerah belakangnya).
1. TEORI CHRISTALLER
Beberapa asumsi yang mendasari teori Christaller antar lain:
• Suatu wilayah merupakan dataran yang rata, mempunyai karakteristik ekonomis dan karakteristik penduduk yang sama serta penduduknya tersebar secara merata.
• Dalam suatu kegiatan ekonomi, konsumen menanggung biaya transportasi.
• Jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang dinyatakan dalam biaya dan waktu.
• Konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk mendapatkan barang dan jasa.
• Kota-kota berfungsi sebagai tempat pusat bagi wilayah disekitarnya.

Terbentuknya Pola Heksagonal








Pusat-pusat membentuk segitiga pelayanan yang jika digabungkan akan membentuk pola heksagonal yang merupakan wilayah pelayanan yang dianggap optimum. Terdapat beberapa prinsip mengenai pola heksagonal Christaller :
• Prinsip pasar (marketing principle) - k=3
 Memenuhi kebutuhan pelayanan seluas mungkin.
 Jenis kegiatan pada hirarki yang lebih tinggi juga mencakup kegiatan pada tempat pusat di hirarki di bawahnya.
 Disebut juga sebagai prinsip k=3 (K3), karena suatu kegiatan di tempat pusat akan melayani 3 tempat pusat untuk fungsi di bawahnya.
• Prinsip lalu lintas (traffic principle) k=4
 Prinsipnya adalah bagaimana meminumkan jarak penduduk untuk mendapatkan pelayanan fungsi di tempat pusat.
 Disebut sebagai k=4 karena 1 empat pusat melayani empat tempat pusat lain, yaitu 1 pada tempat pusatnya itu sendiri dan 3 dari tempat pusat lain.
• Prinsip administrasi (administrative principle) k=7
 Prinsip utamanya adanya kemudahan dalam rentang kendali pengawasan pemerintahan.
 Keenam pusat hirarki di bawahnya berada pada batas wilayah pelayanan hirarki di atasnya.






2. TEORI LOSCH
Berbeda dengan konsep dasar Christaller, pendekatan Losch didasarkan terutama pada jangkauan wilayah pasar. Losch berpendapat bahwa prinsip-prinsip hirarki Christaller hanyalah merupakan kasus khusus dari keseluruhan rangkaian sistem tempat pusat dan murni suatu penjelasan tentang unsur jasa dalam struktur ruang. Loschian economic landscape merupakan upaya membangunan general theory ekonomi ruang. Di dalamnya tidak terdapat hirarki dan luas wilayah pasar tergantung dari barang yang diproduksi. Pendekatan Losch dapat dikatakan adalah lebih merupakan penjelasan tentang distribusi spasial dari industri manufakturing yang berorientasi pasar.

0 komentar:

Posting Komentar